jika kumampu merajut kata demi kata
melantunkan irama puisi
yang menyilaukann pandang dalam senyumu
mungkin tak ada lagi aroma kepedihan
damai ini mngkin sudah terasa
ruang semu tak lagi nampak padaku
bersamamu mngarungi badai hidup ini
secawan madu yang kau tawarkan
selalu terngiang dalam malam
putih kilaunya merasuk dalam dahaga
getar dawai jiwanya,
semua masih tampak jelas dalam ingatan
kerinduan yang begtu dalam terbayar dalam angan
rindu ini selalu terjaga tanpa waktu
yang bersmbunyi dalam kebisuanku
sejuta rindu,sejuta asa,sejuta impian
tak ingin kulukis dalam ilusi
mungkin kusalah melihat dalam cermin
cermin memang slalu apa adanya
tapi logika selalu mengada ada
membuatku terpuruk dalam diriku sendiri
kegelapan,kesunyian menjadi pendamai jiwa yang rapuh
dibalik hujan ini
sinarmu selalu kudamba
bukan redupmu yang tergulung asap
hangatmu selalu kunanti
bukan dinginmu yang menusuk hati
kini kutak mau berteman dengan kebisuan ini
dikota itu,
ya,hanya dikota itu
ingn kumulai semuanya
tapi keadaan selalu menyulitkanku
kini bunga sudah terlanjur disberang jalan
entah rasa itu benar atau palsu
tapi jeritan,rintihan tak perlu kutampakan
karena cintaku takan pernah bersyarat
Berlangganan
Bagikan di Facebook
Bagikan di Twitter
Entahlah
Bagikan di Facebook
Bagikan diTwitter
Bagikan di Google+
Related with : Entahlah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)